Komik Indonesia pada era cetak

Komik Indonesia telah mengalami perkembangan pesat sejak tahun 1930 sampai 2000-an. Pada tahun-tahun tersebut komik Indonesia bergantung pada media cetak, seperti surat kabar, majalah, serta buku. Format komiknya pun mayoritas berbentuk setrip yang diselipkan dalam surat kabar harian atau mingguan. Detail perkembangannya dapat dirangkum sebagai berikut ini:
Komik Indonesia dimulai saat kemunculan Siaw Tik Kwei. Beliau mengadaptasi legenda pahlawan Tiongkok dalam komik Sie Djin Koe pada tahun 1940-an.
Selanjutnya, komik bergenre silat dan pahlawan mulai populer sejak R.A. Kosasih menciptakan tokoh wanita super bernama Sri Asih. Tokoh Sri Asih terinspirasi dari komik Wonder Woman yang diberi sentuhan lokal. Sejak saat itu, R.A. Kosasih pun dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia.
Pada tahun 1980-an komik Indonesia mulai mengalami masa yang sulit. Hal tersebut diakibatkan oleh masuknya komik dari negara lain ke Indonesia, seperti Jepang, Hong Kong, Amerika, dan Eropa.
Para komikus Indonesia terus berupaya bangkit kembali di tengah gempuran komik asing dan alternatif hiburan lainnya. Sampai akhirnya, dunia komik Indonesia kembali menemukan titik terang pada era digital.
Komik Indonesia pada era digital

Sejak internet bisa diakses dengan mudah pada tahun 2000-an, komikus Indonesia mulai fokus mengedarkan karyanya secara digital. Jika sebelumnya komikus bergantung pada penerbit untuk menerbitkan karya, pada era ini komikus dapat berkarya secara independen. Tidak jarang pula muncul komunitas baru yang menjadi wadah bagi para komikus untuk menyebarkan karya secara terbatas. Berikut ini pemaparan selengkapnya.
Komik Indonesia mulai bangkit kembali sejak kemunculan berbagai platform komik digital, seperti Line Webtoon, Ciayo Comics, dan Ngomik.com.
Selain itu, banyak komikus yang memulai kariernya dengan mengunggah karya melalui media sosial, seperti Facebook dan Instagram.
Para penerbit besar mulai giat melirik potensi komikus muda. Mereka menerbitkan kumpulan komik versi cetak yang semula diunggah secara digital oleh para komikus.
Dimulai dari mengunggah karya secara digital, komik Indonesia pun dapat meningkatkan popularitasnya hingga ke luar negeri. Salah satu karya komikus Indonesia yang dikenal sampai ke mancanegara adalah My Pre-Wedding karya Annisa Nisfihani.
Cara memilih komik Indonesia
Seiring dengan pesatnya perkembangan komik Indonesia, makin banyak pula produk yang dijual di pasaran. Agar Anda tidak salah pilih, simak poin-poin berikut ini, Tips and trick dari Kuda Jitu ya!
Cari tahu genre komik yang Anda sukai
Tidak jauh berbeda dengan komik dari negara lain, komik Indonesia hadir dalam berbagai macam genre. Oleh karena itu, pilihlah genre komik yang paling sesuai dengan preferensi pribadi Anda.
Slice of life, untuk Anda yang menyukai cerita kehidupan sehari-hari

Di Indonesia, komik dengan genre slice of life cukup banyak dijumpai. Rata-rata, ceritanya cukup identik dengan kehidupan sehari-hari sang komikus atau pembaca. Karena itu, tak berlebihan jika dikatakan genre ini memiliki alur cerita yang realistis.
Dengan membaca genre ini, pembaca secara tidak langsung akan terhanyut ke dalam cerita tersebut. Ditambah lagi, genre slice of life sering menyelipkan unsur humor di dalamnya sehingga membuat genre ini makin menarik untuk dibaca.
Misteri atau horor, bagi Anda yang menyukai sensasi menegangkan

Kisah misteri dan horor masih menjadi salah satu genre yang populer dan banyak dicari. Meski menegangkan, rasa penasaran dan sensasi yang ditimbulkannya membuat komik horor selalu punya pembaca setia. Belum lagi, banyak komik bergenre misteri dan horor yang alur ceritanya sulit ditebak.
Kisah-kisah yang diangkat umumnya berkisar pada mitos, kejadian mistis lokal, dan makhluk gaib yang ada di Indonesia. Situasi dan hal-hal familiar itulah yang sering kali membuat pembaca langsung merinding ketika membacanya.
Aksi dan petualangan, cocok dipilih jika Anda menyukai tantangan

Belakangan ini, genre aksi dan petualangan kembali meramaikan industri komik Indonesia. Misalnya saja, komik bertema pahlawan super yang menggabungkan kearifan lokal dengan aksi keren yang membuat pembaca terkagum-kagum.
Aksi para pahlawan dalam memberantas kejahatan dan melakukan petualangan selalu penuh dengan tantangan yang mendebarkan. Nah, jika Anda menikmati tantangan yang disuguhkan dalam cerita, komik bergenre aksi dan petualangan sangat pas dijadikan koleksi favorit.
Romance, paling pas dipilih apabila Anda menyukai cerita percintaan

Sesuai dengan namanya, komik bergenre romance mengisahkan tentang hubungan percintaan dan lika-liku yang dialami tokoh ceritanya. Ceritanya pun banyak mengambil kisah romansa dari berbagai latar, mulai dari sekolah hingga tempat kerja.
Jalan cerita yang dibuat sering kali diberi bumbu-bumbu komedi dan drama sehingga menggetarkan hati para pembaca. Tak jarang, ketika membacanya, Anda akan dibuat sedih atau malah senyum-senyum sendiri
Science fiction, tepat dipilih jika Anda tertarik dengan sains dan teknologi

Science fiction atau fiksi ilmiah merupakan genre yang erat kaitannya dengan sains dan teknologi yang diimajinasikan oleh komikus. Tema cerita yang sering diangkat pada genre ini, yaitu techno-thriller, invasi alien, time travel, dan lain sebagainya. Genre ini juga sering menggunakan latar waktu masa depan berteknologi canggih atau berlatar belakang luar angkasa.
Komedi, untuk Anda yang menyukai cerita ringan dan menghibur hati

Jangan kaget jika setiap halaman cerita pada komik bergenre komedi membuat Anda tertawa terpingkal-pingkal. Dibandingkan genre lainnya, alur cerita dari genre ini cukup ringan sehingga Anda bisa menyelesaikannya dalam waktu yang singkat. Jika Anda ingin menghabiskan waktu luang atau membuat mood lebih ceria, genre ini pas untuk dibaca.
Pilih berdasarkan komikus dengan style gambarnya

Selain genre, setiap komikus Indonesia menyajikan karya dengan style gambar dan penyampaian cerita yang berbeda. Umumnya, ada empat style gambar yang mendominasi komik Indonesia.
Style Jepang (manga)
Komik dengan style Jepang umumnya menekankan pada penggambaran karakter yang lebih simpel atau malah dilebih-lebihkan. Sebagai contoh, bola mata yang besar dan bentuk rambut yang unik. Umumnya, komik yang mengadopsi style Jepang berwarna hitam dan putih dengan cara baca dari kanan ke kiri.
Style America (comic)
Lain halnya dengan manga, komik dengan style Amerika rata-rata memiliki gambar yang cukup realistis dan penuh warna. Komik dengan style Amerika memiliki cara baca dari kiri ke kanan.
Style Korea (manhwa) dan style Tiongkok (manhua)Sama seperti style America, manhwa dan manhua mempunyai cara baca dari kiri ke kanan dengan gambar yang berwarna. Namun, panel gambar yang dihadirkan oleh kedua style ini tidak dibatasi oleh kotak. Manhua memiliki penggambaran karakter yang hampir sama dengan manga. Sementara itu, manhwa didominasi dengan penggambaran yang semirealistis atau terinspirasi dari idol K-Pop.
Periksa status kelanjutan kisahnya

Hal selanjutnya yang perlu dipertimbangkan dalam memilih komik adalah status kelanjutan kisahnya. Pasalnya, tidak semua pembaca sabar menunggu kelanjutan komik yang sedang dibaca. Apabila Anda termasuk dalam tipe pembaca tersebut, sebaiknya pilih komik oneshot atau serial yang sudah tamat.
Sementara itu, jika Anda cukup sabar untuk menanti seri terbaru komik bacaan, Anda bisa memilih komik berstatus ongoing. Namun, perlu diingat bahwa komikus sering kali membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikan karya selanjutnya. Komik jenis ini memang lebih cocok untuk kolektor atau penggemar yang setia menunggu kisahnya tamat.
Cek rating usia yang disarankan

Hingga kini, masih banyak yang mengira bahwa komik adalah bacaan anak-anak. Kenyataannya, komik memiliki segmen usia yang berbeda-beda sehingga Anda perlu menyeleksinya. Ada komik dengan muatan dan cerita yang ditujukan untuk pembaca dewasa, ada juga yang diperuntukkan untuk semua usia.
Karena itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan rating usia yang disarankan saat memilih komik Indonesia. Pilihlah komik yang sesuai dengan target usia pembaca. Jangan sampai si kecil membaca komik yang belum cocok dibaca oleh anak-anak, ya!